Menu Close

PITU

Bergantinya angka usia sebuah komunitas adalah momen yang tepat untuk melakukan refleksi perjalanan yang telah dilalui bersama. Judul “Pitu” (tujuh) dipilih untuk edisi ulang tahun ketujuh Simpul Maiyah Suluk Surakartan. Di samping melakukan refleksi bersama, dalam edisi ini kita akan melakukan tadabbur terhadap angka tujuh yang harapannya dapat memberikan spirit baru bagi ruang tumbuh yang telah kita rawat bersama selama tujuh tahun agar tetap istiqamah.

Kita mungkin pernah mendengar bahwa angka tujuh adalah angka spesial. Seperti tujuh lapis langit, hari yang berjumlah tujuh, dan surat Al-Fatihah yang terdiri dari tujuh ayat.

Dalam khasanah kearifan Jawa, angka pitu (tujuh) diambil sebagai pengingat akan pitulungan (pertolongan), pituduh (petunjuk), juga pitutur (nesihat).

Dalam kehikmatan, saya pun mendapati bahwa perjalanan Simpul Maiyah Suluk Surakartan tidak pernah terlepas dari pitulungan, pituduh, dan pitutur yang datangnya dari Allah SWT dan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Dengan demikian, sudah selayaknya kita menengok kembali ikhtiar yang telah dilakukan, meluruskan niat dalam doa yang dipanjatkan, serta menimbang seberapa mantap tawakal kita kepada Allah SWT, sehingga Dia berkenan untuk senantiasa memberikan ketiganya.

Ulang tahun Suluk Surakartan ke-7 ini bertepatan pada edisi ke-70. Dan istimewanya, Mbah Nun juga sedang memasuki usia ke-70. Angka tujuh yang begitu kompak dan presisi. Sepertinya angka ini sedang menepuk punggung kita, menanyakan tentang apa yang menjadi 7-an bersama?!

AF

Tulisan terkait