Belakangan ini kita banyak mendengar berita tentang kasus mahasiswa dan mahasiswi yang nekat memilih melakukan tindakan bundir yang disebabkan berbagai masalah yang mereka alami dengan kadar yang berbeda-beda tentunya.
Mungkin salah satu alasannya adalah pikiran cupet atau bisa dikatakan pikiran mereka pendek dan sedang ter-pressure oleh tugas, masalah internal, dll, yang menyebabkan mental health mereka terganggu, sehingga nekat melakukan tindakan terlarang itu.
Cupet juga bisa diartikan sumbu pendek, istilah yang mewakili kondisi yang mudah terpancing emosi, terlalu cepat menelan perkataan secara mentah-mentah tanpa memikirkan maksud dari narasi yang disampaikan untuk menemukan nilai yang hakiki di dalamnya.
Manusia zaman now tidak luput dari 3C yaitu cupet, cekak, dan cethek. Mengalami kesempitan berpikir, tidak mempunyai jangkauan wawasan yang luas, dan tidak mempunyai kedalaman dalam menggali potensi.
Maka dari itu, peran agama dan keimanan sangatlah penting dalam persoalan ini. Karena seberat apa pun cobaan atau masalah yang kita hadapi saat ini dapat dilalui dengan penuh keyakinan kalau kita selalu berusaha mendekatkan diri denganNya.
Kata cupet tidak selalu soal pemikiran. Sering juga kita dengar keluh kesah teman-teman saat memasuki tanggal tua, yang ketika kita ajak nongkrong misalnya, sering mengucapkan, “Wah, lagi cupet kih, tanggal tuwo.“ Artinya, cupet juga bisa dipakai untuk mengungkapkan kondisi finansial.
Melihat fenomena seperti ini, sebagai jamaah Maiyah kita perlu melakukan tadabur atas kehidupan ini secara mendalam agar menghasilkan kehidupan yang berkualitas. []