Attantion, atau dalam bahasa Indonesia atensi alias perhatian, adalah sikap sekaligus tindakan yang wajib dalam menjalani hidup. Di rumah, orang tua mesti memberi perhatian yang cukup bagi anak. Demikian pun sebaliknya. Demi kebaikan keluarga dan masa depan hidup semuanya. Di sekolah, guru acap kali mengingatkan murid untuk memperhatikan materi yang diterangkan. Agar nyambung dan faham. Di pasar, kita mesti memperhatikan barang dagangan, agar tepat dalam memilih dan menawar.
Mas Sabrang pernah bilang bahwa perhatian merupakan induk ilmu. Sampai begitu. Sanggar Anak Alam Yogyakarta menerapkan metode pembelajaran yang sangat mengutamakan perhatian. Aktivitas belajar dimulai dari perhatian murid terhadap sesuatu yang bagi dia menarik. Fasilitator dapat mengetahui itu dari memperhatikan murid saat beraktivitas. Dari sanalah kegiatan belajar kemudian dilanjutkan dengan menyinambungkan perhatian dalam masa yang panjang yang dalam pada itu akan ditemukan materi-materi pembelajaran.
Jauh sebelum itu, di abad ke-19, seorang guru di Inggris bernama Charlotte Mason merumuskan sebuah metode belajar yang out of the box di lingkungannya. Sampai sekarang, metode tersebut masih digunakan oleh sebagian kecil praktisi pendidikan. Di Indonesia, metode ini banyak digunakan oleh para homeschooler. Namanya metode Charlotte Mason atau CM.
Dalam CM, kebiasaan memperhatikan harus ditanamkan sejak dini pada anak. Istilahnya habbit of attantion. Habbit of attantion melatih anak terbiasa mempelajari dan menekuni sesuatu yang diminatinya secara mendalam dan total, serta menjalani suatu proyek yang dimulainya sampai tuntas, tidak berhenti di tengah jalan dan berpindah haluan.
Jika menengok lebih ke belakang lagi, di dunia Timur, baik di Jawa, Asia Timur, India, pun di jazirah Arab, memusatkan perhatian sudah dilakoni sejak dahulu kala dengan berbagai bentuknya. Bertapa, semedi, khalwat. Yang dari aktivitas itu, si pelaku berpeluang memperoleh ilham, wangsit, inspirasi, dan wahyu bagi para Nabi.
Nenek moyang kita di Jawa mewariskan ajaran-ajaran, teori-teori, yang diperolehnya dari memperhatikan sesuatu dalam masa yang panjang, yang kemudian kita menyebutnya ilmu titen.
Bukti-bukti di atas kiranya sudah cukup menunjukkan bahwa kalimat pertama dari tulisan ini layak dipertanggungjawabkan.
Tapi mungkin teman-teman punya pandangan lain mengenai perhatian. Ada teori yang perlu dikemukakan, ada informasi yang mau dibagi, ada gagasan yang butuh wadah untuk menempatkan, atau ada pengalaman dan curhatan yang ingin ditumpahkan? Monggo, teman-teman menanti kalian di TJA Jumat malam, insya Allah.
Seperti biasa, penampilan bebas-pantas. Punya rokok boleh dibawa. Tidak punya, cukup bawa koreknya. Matur nuwun. []