
Suluk Surakartan
majelis untuk sinau bareng, menggali kehidupan secara otentik untuk menemukan kesadaran yang sejati
Suluk Surakartan
tertawa bersama, saling berbagi pengalaman dan cerita inspiratif, sama-sama menertawakan kehidupan yang hanya sandiwara ini
Suluk Surakartan
mengintegrasikan segala warna pemikiran untuk menemukan resultan yang bermanfaat bagi kehidupan bersama dan tidak ikut-ikutan pada perdebatan yang tak bermanfaat
Previous
Next

Cukup Menjadi “Semut”
Salah satu ciri orang yang mungkin belum layak disebut alim yakni acap terlambat saat menunaikan salat Jumat. Kira-kira begitulah yang

Edisi 50: Ngunduh Wohing Pandemi
Majelis Masyarakat Maiyah Surakarta Edisi 50 Sepesial 4 Tahun Ngunduh Wohing Pandemi Tayang di channel YouTube Suluk Surakartan www.suluksurakartan.com Facebook

Nak, Salim Sama Buya Kamba
Perkara datang, perkara pulang, menjadi perkara-perkara yang silih berganti. Meski agak ruwet dan sesak dalam menjalani, namun perkara datang dan

Syaikh Nur Samad Kamba
Dini hari ada notifikasi pesan WA berisi foto Syeh Kamba. Di atas foto ada kalimat yang ditulis dengan huruf Arab

Selamat Jalan, Buya
“Orang baik tak bisa mati, karena kebaikan lebih kuat dari kematian. Orang yang berhati emas adalah matahari yang menyinari dunia,