Menu Close

Jejak Adab Sang Marja’

Pagi-pagi di awal tahun 2023, Jumat, 20 Januari, Jamaah Maiyah sedunia dikejutkan dengan berita duka. Seorang marja’, KH. Ahmad Fuad Effendi, atau akrab disapa Mbah Fuad, wafat.

Sebelum peristiwa itu, Jamaah Maiyah juga sedang menghadapi sorotan media yang menguji perasaan. Hal itu bermula dari ucapan Mbah Nun di forum Bangbang Wetan beberapa hari sebelumnya yang menyebut tiga nama orang yang dianalogikan sebagai Firaun, Haman, dan Qarun.

Viralnya ucapan Mbah Nun di atas sudah diikuti klarifikasi nan apik, sehingga memotivasi kita untuk lebih mawas diri dan sportif, sebagaimana beliau. Kita juga dapat berhusnudzan bahwa peristiwa ini mungkin merupakan cara Allah menyadarkan bangsa Indonesia akan kondisinya yang sebenarnya. Satu lagi, Mbah Nun juga mengatakan bahwa Maiyah sedang memasuki babak baru. Dari sinau bareng ke ngaji perubahan dengan materi pertama adalah aktifasi ruh.

Kemudian, atas kewafatan Mbah Fuad ini seyogianya mengingatkan kita pada semangat mati satu tumbuh seribu. Dengan ikhtiar, meningkatkan upaya menimba ilmu. Beliau adalah marja’ Maiyah yang dikenal dengan sikap rendah hati dan pengayomannya dalam menemani jamaah mentadabburi al Quran. Pengajian Padangmbulan yang diasuhnya bersama dengan Mbah Nun adalah tonggak bermulanya Maiyah yang kini telah mendunia.

Tentang babak baru Maiyah, tentu saja mendorong kita untuk lebih mendalam dalam menyadari kehidupan, keberadaan, hakikat segala hal. Dan untuk ini, mengulik khasanah ilmu dan adab almarhum Mbah Fuad adalah langkah yang indah.

Mari melingkar, mari berta’dib!

Ibudh

Tulisan terkait