Menu Close

Kadonyan Sing Tenanan

Sejumlah orang melingkar berdiskusi, Jumat malam (22/09/2023) di TJA.

Usai melantunkan sholawat alfa salam, Alan sebagai moderator mengawali acara dengan memaparkan garis besar mukadimah yang berjudul “Kadonyan Saja Belum” sebagai pengantar diskusi. Jamaah menyimak disambung dengan pemaparan Pak Munir mengenai praktik kehidupan Nabi Muhammad SAW sebagai manusia biasa.

Diskusi berlangsung membahas konsep “kadonyan” dan bagaimana hal ini seringkali terpisah dari pembahasan mengenai akhirat. Dimulai dengan pemahaman bahwa dunia dan akhirat seolah dipisahkan dalam pembahasan mainstream, di mana sering terasa bahwa mencari dunia berarti kehilangan akhirat, dan sebaliknya. Namun, pada hakikatnya, dunia adalah bagian dari perjalanan menuju akhirat.

Dari apa yang sudah dibahas, Moderator mengajak kembali teman-teman Jamaah untuk bisa ikut dalam bahasan diskusi yang berlangsung. Rizal penggiat simpul KC yang pertamakali hadir melingkar di Suluk Surakartan, mencoba ikut berbagi perspektif, Ia menarangkan bahwa sempitnya cara pandang, dapat menjebak seseorang dalam kesulitan hidup, semisal ada pemikiran tentang “dunia tidak penting, simiskin akan tetap miskin”, pemikiran semacam ini kadang muncul karena diri melihat model dunia menurut kaca mata yang kurang luas, yang pada akhirnya melemahkan semangat menjalani hidup.

Ada juga Hasyim yang berbagi pengalaman tentang bisnis yang dia bangun banyak mengalami kegagalan, tetapi dirinya menolak untuk menyerah dan terus mencoba, dengan pandangan dunia adalah kewajiban saat ini untuk dijalani hingga manusia mati. Indra juga menanggapi tentang konsep kadonyan yang telah dibahas memang adalah proses yang tentu dilewati semua orang, oleh karena itu konotasi negatif tidak tepat ditempelkan pada proses ini.

Diskusi pun masuk dalam pembahasan kehidupan yang lebih dekat dengan keseharian, disambut teman-teman jamaah untuk saling tukar pengalaman pribadi. Pembahasan berlangsung hingga diskusi memuncak pada pandangan tentang perlunya memiliki keberanian dan kesungguhan untuk menghadapi realitas dunia dengan segala kompleksitasnya, sambil tetap menyadari tujuan akhirat. Juga menyoroti pentingnya mencari dimensi akhirat dalam segala hal yang diberikan oleh Allah, termasuk dalam aspek-aspek duniawi seperti kekayaan, hubungan, pekerjaan dll. Diskusi berlangsung hingga waktu semakin larut dan moderator menutup diskusi dengan mengucap syukur Alhamdulillah.

Tulisan terkait