Menu Close

Yang Tidak Tahu

Waktu itu saya tidak tau, ternyata ada cara menggunakan sarung yang baik dan benar, dari cara memposisikan lipatan sarung, sampai pengecekan kekuatan gulungan dibagian pinggang. Itu salah satu hal baru yang saya ketahui sekitar tahun 2018 lalu, dari teman kampus saya yang sudah nyantri di pondok pesantren sedari kecil, ya karena sayakan belum pernah mondok.

Melalui hal-hal sederhana seperti ini, saya belajar untuk bersikap lebih memaklumi kepada siapa saja yang “tidak tau”, termasuk kepada saya sendiri. Manusia menjalani kehidupan dengan proses yang tentu berbeda-beda, dari latar belakang keluarga, pendidikan, lingkungan atau apa saja yang dapat mempengaruhi “data pengetahuan” yang dimiliki oleh setiap orang.

Wajar, seseorang tidak tau. Tidak semua hal yang kita ketahui, diketahui pula oleh orang lain dan juga sebaliknya. Kita terus menerus belajar, mengumpulkan data, menemukan pola, menjadikannya peta dalam kehidupan, hal ini melalui proses yang kita pilih masing-masing.

Pernahkah kita sangat marah karena ada suatu hal yang baru diketahui? Merasa sangat bodoh dibanding orang lain, merasa tidak punya pengetahuan yang luas, atau minder dengan pengetahuan yang kita punya sekarang?.

Hal itu langkah baik untuk belajar tawaduk, melihat sangat banyak orang yang berpengetahuan luas tetapi menjadikannya angkuh kepada orang lain.

Sadar atau tidak apabila kita terus berjalan menghadapi kehidupan ini, kita akan berproses terus menerus dan sesungguhnya mau atau tidak, kita akan selalu belajar.

Lihatlah semua orang yang pintar, kaya, atau berkuasa dengan melihat penciptanya, bukankah begitu mudah apabila Tuhan ingin menjadikanya pintar, kaya ataupun berkuasa?.

Berdamai dangan diri sendiri, menjadi orang yang apa adanya, menjadi sewajarnya manusia. Tidak lagi malu untuk bilang “tidak tau”.

YNTKTS (Yo Ndak Tau Kog Tanya Saya)

Sukoharjo, 18 Juni 2022

Alan Fatoni

Tulisan terkait