Mendadak sebuah Negeri geger oleh proyek bernama ‘registrasi’ dimana-mana, di spanduk-spanduk, sampai genteng-genteng dicat ‘registrasi’.
Anak-anak muda yang paling dulu merespon, ketidakmampuan mereka lepas dari gadget seakan menghubungkan langsung pada apa yang lagi gencar dipromosikan, mereka ketakutan karena nyawa mereka seolah ada di gadget, hidup mereka 100% nempel gadget. Dan moro gage berbondong-bondong mendaftarkan.
Fenonema lain lagi yang ketakutan adalah generasi tua yang takut dengan kata “instruksi pemerintah” seperti harus mau diperintah, terburu-buru mereka mengambil registrasi.
Fenomena ini pun menjadi sasaran resah bagi saya yang pengangguran dan pemburu kuota perdana, dimana-mana membeli harus menunjukkan ‘aurat’ saya. Terpaksa harus mencari toko lain yang bebas registrasi, yang tidak perlu menunjukkan aurat. Atau berkilah membelikan orang lain.
‘Registrasi’ menjadi perhatian menarik dalam bayangan saya akan menjadi langkah awal menuju dibukanya aurat semua penduduk yang terkoneksi, masalahnya siapa yang menjamin kerahasiaan data ini, toh lagi-lagi boomingnya regristrasi hanya untuk tujuan material lagi, meningkatkan ekonomi negara.
Sebenarnya pendataan ini tidak ada apa-apanya daripada pendataan yang dijalankan oleh perusahaan induk Robot ijo, tanpa sadar mereka merekam semua yang kita cari, apa yang kita tonton, apa yang kita sukai, menfolder hal-hal privat dalam “tab privat”, hingga merekam semua lokasi kita berdalih keamaan karena membantu jika Robot Ijo kita suatu saat hilang kita bisa ‘tracking’ lewat awan-awan.
Lebih parah lagi ada Proyek Rahasia (tapi sudah tidak rahasia bahkan sudah difilmkan) bernama PRISM mereka mampu mengambil total informasi yang ada di hampir semua perangkat di Bumi. Lalu program ini dibocorkan kemudian si mas ganteng ini kabur ke Istana Merah.
Disisi lain, saya kemarin sekilas membaca tulisan Simbah di KR soal ini.
“Kelak simcard setiap orang diganti susuk logam sangat nano ditanam di jidat setiap orang. Kamu lewat gerbang tol, masuk pintu-pintu detector bandara, ambil duit di ATM, bayar sesuatu di toko, mal, restoran, warung dan angkringan – cukup dengan sedikit menggerakkan kepala ke depan, jidat didekatkan ke alat yang tersedia.”
Jangkauan alam pemikiran simbah memang luar biasa, ketakutan dalam batin saya dikuak lewat tulisan di koran itu. Karena memang sudah ada teknologi seperti itu dan bisa ditanam di jidat karena ukurannya memang sebesar ‘beras’ dan mampu merekam segalanya. RFID nama teknologi super kecil itu.Lalu muncul apakah registrasi ini perpanjangan dari proyek jangka panjang tersebut, jika iya baiklah memang untuk diwaspadai, atau ditinggal makan bubur di warung langganan.
Masalah yang kedua adalah Jidat, kenapa Simbah menulis di jidat, bukan di bagian lain tubuh, atau memang ada referensi tertentu karena Jidat adalah bagian yang paling atas dari tubuh yang mampu menerima sinyal dari awan dengan jelas.
Dan yang terakhir, nuwun sewu saya juga tidak berani memastikan bahwa Simbah pernah membaca injil? Ataukah ini aktivasi malaikat, yang menyambungkan hati dengan berbagai lautan ilmu.
Di Injil, kitab terakhir ditulis oleh seorang Hawwariyun murid terdekatnya Isa Almasih, Yohanes namanya. Dalam sejarah perkembangan kekristenan cuman dia yang lolos dari perburuan tentara Romawi, kemudian diasingkan di pulau Patmos, Yunani. Di pulau inilah wahyu Akhir Jaman dituliskan ada nas yang saya pikir sangat kompatible dengan ini.
“Sehingga Ia (Antikris, Dajjal) menyebabkan Semua orang, baik kecil, besar, kaya, maupun miskin, hamba ataupun orang merdeka, dipaksanya untuk menerima tanda pada tangan kanan mereka atau dahi mereka.
Tidak seorang pun dapat berjual beli kecuali jika ia memiliki tanda itu, yaitu nama binatang itu atau angka yang menunjukkan namanya.
Dalam hal ini perlu hikmat. Orang yang berakal hendaklah menghitung angka binatang itu, karena angka itu menunjukkan nama seorang manusia. Angka itu adalah enam ratus enam puluh enam.”
Sangat menakutkan bukan, dan dalam tadabbur saya dengan waskita simbah memberi arahan untuk waspada juga soal ini, kepentingan , keuntungan dibalik ini semua.
Lalu Apakah Registrasi ini bagian dari Registrasi Nam-Nam-Nam?
Mari kita lihat Dan amati kelanjutan Babad Registrasi.
Sragen, 2 November 2017
Oleh : Indra Agusta